PON XXI Jadi Momentum Kebangkitan Industri Gim Lokal

Medan – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi saksi kebangkitan industri kreatif Indonesia, khususnya di bidang E-sports, dengan dipertandingkannya nomor cabang olahraga buatan anak bangsa, Lokapala dan Battle of Guardian (BoG). Lokapala menjadi nomor cabor yang dipertandingkan secara resmi bersama Mobile Legends Bang Bang (MLBB), PUBG Mobile, Free Fire (FF), dan E-Football, sementara BoG menjadi nomor eksebisi bersama Honor of Kings (HoK).

 

Dipertandingkannya gim lokal dalam Esport PON XXI menjadi kesempatan untuk menunjukkan kualitas, sekaligus membawa kebanggaan budaya Indonesia ke panggung kompetisi nasional. Ini menjadi langkah penting bagi kemajuan industri gim lokal, tetapi juga sebagai wujud nyata bahwa produk anak bangsa mampu bersaing di ranah E-sports dan memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah dunia.

 

Esport masuk menjadi pertandingan resmi PON XXI setelah sebelumnya menjadi ekshibisi pada PON 2020 Papua. Peresmian cabang Esports ini menarik perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, yang secara langsung membuka pertandingan Esports PON XXI di di Medan International Convention Center (MICC) Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (13/9) malam.

 

Menpora Dito menegaskan bahwa ini merupakan momen penting dalam sejarah olahraga Indonesia.  “Saya merasa terhormat bisa membuka secara resmi cabang Esports di PON, setelah sebelumnya hanya menjadi ekshibisi di PON Papua. Ini adalah sejarah baru bagi olahraga di Indonesia,” kata Menpora.

 

Head of Business Development BoG, Rayyan Adn mengaku bangga  BoG telah dipilih sebagai salah satu nomor eksibisi dalam cabang E-sports. Keunikan utama BoG dibandingkan dengan gim petarung lainnya terletak pada unsur budaya Indonesia yang kuat di dalamnya.

 

Rayyan menambahkan bahwa karakter-karakter dalam gim ini diilhami oleh tokoh-tokoh mitologi Indonesia, seperti Nix, yang terinspirasi dari legenda Prabu Siliwangi, dan Sofia, yang mengambil referensi dari Dewi Anjani.

 

“Selain menghadirkan gameplay seru, kami ingin memperkenalkan mitologi Indonesia ke pemain di seluruh dunia melalui gim ini. Battle of Guardian adalah cara kami untuk memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk yang lebih modern dan interaktif,” jelasnya.

 

Kedepan, Rayyan berharap gim ini tidak hanya menjadi nomor eksibisi di PON, tetapi juga bisa dipertandingkan di ajang kompetisi regional internasional. Seperti SEA Games atau Asian Games.