Menpora Dukung Penuh Janice Tjen Tampil di Olimpiade

Menpora Erick Thohir bertemu dengan Janice Tjen yang berhasil menjadi juara Tunggal Putri pada WTA 250 Chennai Open 2025 di India di Jakarta, 13 November 2025. Foto: X/erickthohir

Jakarta — Kemenangan petenis muda Indonesia Janice Tjen di WTA 250 Chennai Open 2025 menjadi sorotan besar dunia tenis Tanah Air. Tak hanya karena ia sukses meraih gelar WTA pertamanya, tetapi juga karena prestasi itu menempatkan Janice pada jalur yang mulai dibandingkan dengan legenda hidup tenis Indonesia, Yayuk Basuki.

Janice mengamankan gelar WTA pertamanya setelah mengalahkan petenis Australia Kimberly Birrell 6–4, 6–3. Dengan hasil tersebut, petenis 23 tahun itu kini menempati peringkat 53 dunia, merupakan posisi peringkat tertinggi bagi petenis Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Erick Thohir menjadi salah satu tokoh yang langsung memberikan apresiasi. Dalam unggahan media sosial resminya di X/Twitter pada 13 November 2025 Pukul 18:37 WIB, Menpora Erick menyebut Janice sebagai sosok yang memiliki potensi besar dan layak mendapat dukungan negara untuk menembus panggung dunia.

“Janice yang masih berusia 23 tahun saat ini merupakan peringkat ke-53 WTA dan punya mimpi besar untuk terus meraih prestasi. Kami dari Kemenpora memastikan akan mendukung atlet-atlet potensial seperti Janice agar bisa tampil di level Olimpiade,” tulisnya.

Dukungan tersebut terasa penting, mengingat perjalanan Janice kini berada pada fase awal performa terbaiknya. Dengan ekosistem pembinaan dan sport science yang jauh lebih maju dibanding generasi sebelumnya, karier Janice terbuka untuk melangkah lebih jauh.

Di sisi lain, legenda petenis Indonesia Yayuk Basuki, hingga kini masih memegang rekor pencapaian tertinggi petenis Tanah Air di level profesional. Prestasi Yayuk pada era 1990-an menempatkannya sebagai ikon tidak hanya di Indonesia, tetapi juga Asia Tenggara. Konsistensi serta kemampuan bersaing di turnamen-turnamen elite dunia membuat rekornya sulit disaingi hingga kini.

Yayuk mencapai puncak karir profesionalnya dengan menduduki peringkat 19 dunia pada usia 26 tahun. Sementara Janice yang saat ini berada di peringkat 53, bahkan tiga tahun lebih muda dari usia Yayuk saat mulai menembus jajaran elite top-20 dunia.

Menpora Erick menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan jangka panjang untuk atlet berpotensi seperti Janice agar bisa mencapai panggung Olimpiade. Langkah tersebut menjadi momentum penting, mengingat tenis adalah cabang olahraga yang membutuhkan dukungan besar dalam aspek pendanaan, frekuensi kompetisi internasional, hingga analisis performa berbasis data.

Dengan struktur pembinaan yang lebih modern, peluang Janice untuk menembus jajaran top-40 bahkan top-30 dunia menjadi lebih realistis. Pada level ini, setiap peningkatan peringkat memiliki pengaruh signifikan, termasuk akses ke turnamen-turnamen tier tinggi yang dapat mendongkrak poin WTA.

Kemenangan Janice Tjen di Chennai bukan sekadar prestasi tunggal, tetapi sinyal bahwa tenis Indonesia kembali memiliki talenta yang mampu bersaing di panggung global. Perjalanan menuju level Yayuk Basuki tentu masih panjang, tetapi grafik perkembangan Janice menunjukkan arah yang positif dan konsisten.

Dengan dukungan pemerintah, federasi, dan ekosistem pembinaan yang semakin matang, Indonesia kini menatap peluang lahirnya generasi emas baru dalam cabang olahraga tenis.