Ali dan Rafiq Ukir Sejarah di Kejuaraan Dunia Rowing 2025

Ali Mardiansyah dan Rafiq Wijdan Yasir berpose dengan bendera Merah Putih setelah meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Rowing 2025. Foto: World Rowing/Benedict Tufnell.

Shanghai — Tim rowing Indonesia kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah olahraga nasional. Untuk pertama kalinya, Indonesia berhasil meraih medali di ajang Kejuaraan Dunia Rowing level senior. Prestasi ini diraih oleh pasangan Ali Mardiansyah dan Rafiq Wijdan Yasir yang sukses mempersembahkan medali perak di nomor lightweight men’s double sculls (LM2x) pada Kejuaraan Dunia Rowing 2025 di Shanghai, Cina, Kamis (25/9).

Ali dan Rafiq finis di posisi kedua dengan catatan waktu 6 menit 47,40 detik, hanya terpaut tipis dari pasangan Cina, Yawei Li dan Man Su, yang menyabet emas dengan waktu 6 menit 44,90 detik. Medali perunggu diraih oleh wakil Jerman, Joachim Agne dan Paul Maissenhaelter, dengan catatan 6 menit 50,24 detik.

Pelatih kepala tim rowing Indonesia, Muhammad Hadris, menegaskan bahwa pencapaian ini adalah tonggak penting bagi olahraga dayung Indonesia. “Ini sejarah. Pertama kalinya kita meraih medali di kejuaraan dunia level senior. Pencapaian ini sangat membanggakan bagi tim rowing Indonesia,” ujarnya.

Di balik keberhasilan ini, terdapat kisah perjalanan dua atlet muda berbakat. Ali Mardiansyah, kelahiran 7 Juni 1999, telah lama dikenal sebagai salah satu andalan di sektor lightweight double sculls. Ali menampilkan konsistensi tinggi sejak level junior hingga dewasa. Perjalanan panjangnya akhirnya berbuah manis dengan capaian di Shanghai, menjadi bukti nyata dedikasinya bagi Merah Putih.

Sementara rekannya, Rafiq Wijdan Yasir, lahir pada 17 April 2001. Sebagai atlet muda, Rafiq menunjukkan perkembangan luar biasa hingga dipercaya turun di ajang sebesar kejuaraan dunia. Kolaborasi Ali dan Rafiq menggambarkan sinergi antara pengalaman dan semangat muda, yang kini menjadi simbol regenerasi dayung Indonesia.

Prestasi ini juga melanjutkan catatan manis dayung Indonesia setelah sebelumnya meraih medali perunggu di ajang World Rowing U-23 Championships 2017 di Plovdiv, Bulgaria. Namun, medali perak kali ini terasa lebih spesial karena lahir dari kompetisi level senior, menghadapi lawan-lawan dengan reputasi dunia.

Selain Ali–Rafiq, Indonesia juga menurunkan pasangan putri Chelsea Corputty dan Mutiara Putri di nomor lightweight women’s double sculls. Meski finis di posisi kelima dengan catatan waktu 8 menit 1,26 detik, keikutsertaan mereka menunjukkan bahwa potensi dayung Indonesia terus berkembang di semua sektor.

Raihan perak ini diharapkan menjadi modal berharga jelang SEA Games 2025 di Thailand dan kualifikasi menuju Olimpiade. Dengan semangat juang dan dukungan penuh masyarakat, tim rowing Indonesia semakin percaya diri menatap panggung yang lebih besar.

Pencapaian Ali Mardiansyah dan Rafiq Wijdan Yasir tak hanya mencatat sejarah, tapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia bahwa kerja keras, disiplin, dan kebersamaan mampu melahirkan prestasi kelas dunia.