Dualisme Empat Cabor Diharap Berakhir Desember

Ultimatum Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir, kepada empat cabang olahraga (cabor) yang terlibat dualisme kepengurusan untuk segera menyelesaikan sengketa akhir Desember 2025. Foto: Istimewa

Jakarta — Ultimatum Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir kepada empat cabang olahraga yang masih terjebak dualisme kepengurusan menjadi bukti ketegasan pemerintah dalam menertibkan tata kelola olahraga nasional. Empat cabang tersebut adalah tenis meja, anggar, tinju, dan sepak takraw.

Dualisme yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini tidak hanya memecah organisasi, tetapi juga merugikan para atlet karena tak bisa bertanding membawa nama Indonesia di ajang internasional. Menpora Erick menegaskan persoalan ini harus segera diselesaikan demi mewujudkan kejayaan olahraga Indonesia sesuai Asta Cita Presiden Prabowo.

“Masalah dualisme ini harus segera diselesaikan. Setelah itu baru kita bisa konsolidasi Desain Besar Olahraga Nasional. Selanjutnya kita bisa bicara mengenai PON, SEA GAMES, ASIAN GAMES dan Olimpiade akan seperti apa,” ujar Menpora Erick.

Kemenpora meminta KOI dan KONI mengambil peran strategis untuk menyelesaikan konflik empat cabor tersebut secara musyawarah dan mufakat sesuai Undang-Undang Keolahragaan. Permintaan ini disampaikan melalui surat resmi Menpora tertanggal 1 Oktober 2025, dengan batas waktu penyelesaian tiga bulan atau hingga akhir Desember 2025.

“Kami di Kemenpora telah melakukan instropeksi dengan perbaikan tata kelola internal, maka kami ingin KOI, KONI dan para pengurus federasi olahraga juga bisa melakukan intropeksi masing-masing dan duduk bersama untuk menyelesaikan masalah secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Karena musyawarah adalah landasan membangun bangsa dan negara,” tegas Menpora Erick.

Satu bulan sejak surat dikirim, waktu yang tersisa tinggal dua bulan. Jika hingga akhir Desember dualisme belum tuntas, Kemenpora akan mengambil langkah tegas demi keberlangsungan pembinaan olahraga nasional dan nasib para atlet.

“Tiga bulan adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan sengketa kepengurusan cabang olahraga ini. Jika sampai akhir tahun tidak kunjung tuntas, maka kami Kemenpora akan mengambil alih dan membuat keputusan untuk menyelamatkan para atlet kita, menyelamatkan prestasi olahraga kita. Sudah terlalu lama para atlet menjadi korban. Maka saya ingatkan kembali kepada para pihak untuk melepaskan kepentingan pribadi dan ego masing-masing demi kejayaan olahraga kita,” pungkasnya.