Solo – Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) telah mengambil 92 sampel urine atlet yang berlaga di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024. Sampel itu dikirim ke Bangkok, Thailand untuk diperiksa.
“Sejauh ini ada 92 sampel dari para atlet. Sebagian sudah dikirim ke Bangkok. Atlet yang diambil sampelnya itu hanya para juara,” ujar Ketua Umum IADO, Gatot S. Dewa Broto dalam jumpa pers di Media Center Peparnas 2024, Surakarta, Jawa Tengah (11/10).
Gatot mengatakan, sampel pengujian dilakukan untuk memeriksa kandungan doping yang bisa saja digunakan. Dia berharap seluruh atlet yang diambil sampelnya itu negatif atau bebas dari doping. “Tentu harapan kami di Peparnas ini tidak ada doping,” tegasnya.
Gatot menyampaikan pihaknya menargetkan pengujian sampel untuk 130 atlet pada ajang Peparnas XVII. IADO akan melakukan uji sampel sesuai target yang telah ditentukan itu.
Langkah tersebut, kata dia guna memastikan penyelenggaraan pesta olahraga disabilitas terbesar di Indonesia ini berjalan sesuai dengan regulasi anti-doping internasional.
IADO juga berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada para atlet mengenai regulasi anti-doping. Dia pun yakin Peparnas XVII tertib dalam mematuhi anti-doping yang berlaku.
“Kami percaya bahwa para atlet yang berlaga di Peparnas sangat tertib untuk hal itu. Sampai saat ini tak ada penolakan terkait sampel, mereka sangat kooperatif,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Asdep Tenaga dan Organisasi Keolahragaan Kemenpora, Agustien Rien Aryanti menyampaikan bahwa Kemenpora selama ini terus memberikan dukungan terhadap pengembangan kualitas tenaga dan organisasi keolahragaan baik untuk yang normal dan disabilitas.
“Selama ini Kemenpora terus memberikan dukungan terhadap pengembangan kualitas tenaga dan organisasi olahraga di Indonesia,” ujar Agustien pada acara yang mengambil tema “Organisasi dan Insan Olahraga Unggul untuk Sukses Prestasi Olahraga Indonesia” tersebut.
Agustien juga mengatakan untuk meningkatkan kualitas tenaga dan organisasi keolahragaan di Indonesia diperlukan kerjasama semua pihak. “Kemenpora memang masih memiliki keterbatasan dana, tapi kita akan terus komitmen untuk membantu pengembangan kualitas tenaga dan organisasi olahraga di Indonesia. Dan itu semua juga harus dilakukan bersama-sama dengan stakeholder lainnya,” tambah Agustien.