Indonesia Open dan Atmosfer Positif Menuju World Gymnastics Championships 2025

Jakarta – 4th Indonesia Open Gymnastics 2025 yang digelar pada 2 hingga 13 Juli 2025 berakhir dengan kesuksesan. Antusiasme para atlet muda untuk turut serta dalam ajang besutan Federasi Gimnastik Indonesia ini sangat besar.

Total ada 1.372 gymnast yang mengikuti Indonesia Open Gymnastics 2025. Mereka semua berasal dari 15 provinsi. Sebanyak 80 klub juga mengirimkan anak didiknya untuk berkompetisi.

Ada lima disiplin cabang olahraga gimnastik yang diperlombakan. Mulai dari Trampolin, Ritmik, Artistik, dan Aerobik yang dilangsungkan di Jakarta, dan ada Parkour yang digelar di Bandung.

Atlet dan pelatih yang datang dari berbagai daerah menujukkan sikap luar biasa selama berada di venue pertandingan. Mereka saling memberi semangat ketika akan tampil dan sesudahnya.

Kehangatan itu semakin terasa saat acara penutupan Indonesia Open Gymnastics 2025 di GOR Jakarta Timur, Minggu (13/7/2025) sore. Para atlet, pelatih, bahkan juri merayakan suksesnya keberlangsungan lomba dengan menari bersama-sama.

Antusiasme besar terhadap Indonesia Open Gymnastic 2025 tak cuma datang dari para atlet. Dalam setiap gelaran disiplin, banyak juga penonton yang turut meramaikan tribun lokasi pertandingan.

Ita Eka Suwayna Karo Karo Fernandez selaku orang tua dari peserta disiplin Artistik, mengatakan Indonesia Open Gymnastics 2025 menjadi wadah bagi para atlet muda untuk menambah kepercayaan diri dan mengasah mental.

“Event seperti ini sangat penting, karena setelah anak-anak berlatih sepanjang tahun, bisa sampai ke pertandingan. Kompetisi ini bukan cuma untuk anak-anak menguji kebisaan mereka, tapi juga mengasah mental,” kata Ita Eka dalam siaran pers kepada media.

“Untuk orang tua seperti saya, kompetisi seperti Indonesia Open sangatlah penting. Bukan cuma soal menang, tapi juga melatih ketangguhan mereka secara fisik dan mental,” imbuhnya.

Hal senada diutarakan oleh Aldi Kristian selaku orang tua sekaligus pelatih bagi anaknya yang tampil dalam lomba disiplin Aerobik. Harapannya, ajang seperti Indonesia Open Gymnastics 2025 bisa konsisten diselenggarakan setiap tahunnya.

Datang dari Sumatera Barat, Aldi menilai anaknya dapat memetik pelajaran berharga dalam upaya mengembangkan potensi. Karena dalam kompetisi seperti ini, sang anak bersaing dengan atlet berbakat dari berbagai daerah.

“Ini pertama kalinya kami dari Sumatera Barat ikut Indonesia Open di disiplin Aerobik. Terakhir kali Sumatera Barat dapat medali di kejuaraan level nasional itu 2007, tapi hari ini kami bisa dapat medali lagi. Kami sangat-sangat senang, dan mudah-mudahan ini jadi kebangkitan Aerobik Sumatera Barat.

“Kami sangat terbantu dengan adanya kejuaraan seperti ini. Mudah-mudahan untuk tahun-tahun berikutnya bisa kembali dilaksanakan. Karena di kejuaraan seperti ini kami dari daerah bisa mendapatkan pelajaran dan bahan evaluasi.

Federasi Gimnastik Indonesia sejak menggelar Indonesia Open memang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pemantauan bakat kepada para gymnast usia dini sebagai bentuk upaya untuk pengembangan. Di setiap tahunnya, selalu ada terobosan yang dilakukan guna bisa menjangkau lebih banyak atlet berbakat.

“Tahun ini, kami dengan bangga mempertahankan lima disiplin, dan khusus parkour, kami hadirkan secara terpisah di Bandung sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan komunitas dan potensi atlet muda di daerah,” kata Ketua Umum FGI, Ita Yuliati.

Menggelar Indonesia Open dengan fokus kepada atlet-atlet usia dini juga bukannya tanpa alasan. Ita mengatakan, langkah ini sekaligus guna memasyaratkan cabang olahraga gimnastik di Indonesia. Apalagi, pada Oktober 2025 mendatang, Indonesia mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Gymnastics World Championships 2025.

“Indonesia Open adalah bagian dari perjalanan panjang menuju Jakarta Gymnastics World Championships 2025. Kami percaya bahwa prestasi dunia hanya bisa dibangun dari pondasi pembinaan yang kuat, merata dan penuh semangat kebersamaan,” ujarnya.