Da Nang – Kontingen Indonesia berhasil finis di peringkat kedua klasemen akhir perolehan medali 13th ASEAN Schools Games (ASG) 2024 di Da Nang, Vietnam resmi berakhir, Jumat (7/6). Dalam pesta olahraga para pelajar se-Asia Tenggara ini, Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 63 medali dari enam cabang olahraga (cabor).
Dengan rincian, 22 medali emas, 22 medali perak, dan 19 medali perunggu. Renang menjadi cabor terbanyak yang mendulang emas dengan total 11 emas, diikuti pencak silat dengan 5 emas, bulu tangkis dan atletik masing-masing 2 emas, serta masing-masing 1 emas di cabor vovinam dan bola basket.
Dengan hasil ini Indonesia berada di posisi runner-up klasemen akhir, berada di bawah tuan rumah Vietnam dengan 44 emas sebagai juara umum, dan di atas Thailand yang membawa pulang 17 emas di peringkat ketiga.
“Meskipun kita tidak bisa menjadi juara umum, kita hanya finis di peringkat kedua, tetapi tetap kita syukuri,” ujar Chef de Mission (CdM) atau Ketua Kontingen Indonesia untuk ASG 2024, Andri Paranoan.
“Yang paling luar biasa dan membanggakan adalah kita tutup kegiatan ASG ini dengan medali emas di cabang olahraga basket putra. di mana ini menjadi bagian sejarah dari cabang olahraga dan juga basket itu sendiri,” sambungnya.
Menurutnya, pencapaian Indonesia ini tak terlepas dari peran semua pihak yang terlibat di dalam tim kontingen. Mulai dari para atlet dan pelatih di cabor, tim headquarter, serta tim-tim lainnya yang telah mendukung perjuangan para pelajar di ASG edisi ke-13 ini. Karenanya dia mengucapkan terima kasih atas semua kontribusi dan kerja sama yang diberikan.
“Saya melihat bahwa semua yang mereka lakukan saat ini adalah buah dari kerja keras saat mereka berlatih. Jadi ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dari semua cabang olahraga yang ikut serta di ASG kali ini,” jelas dia.
Dalam hal ini pihaknya memberikan apresiasi bagi perjuangan setiap cabor yang mampu melampaui target prestasi. Hasil tersebut kata CdM Andri bisa terwujud berkat kerja sama dan juga kerja keras dari semua atlet dan pelatih. Pihak sekretariat dalam hal ini hanya bersifat memberikan dukungan.
Apresiasi juga diberikan kepada cabor-cabor yang telah memenuhi target maupun yang belum memenuhi target. Pasalnya posisi Indonesia di peringkat kedua klasemen akhir juga tak bisa dilepaskan dari kontribusi medali yang telah disumbangkan cabor-cabor tersebut.
Lebih lanjut disampaikan, ajang ASG ini bukan sekadar mencari prestasi. Melainkan juga mencari pengalaman bertanding sebagai bagian pembinaan atlet-atlet usia muda. Maka dari itu perjuangan para atlet belia Indonesia ini tidak boleh berhenti di sini.
“Ini adalah milestone buat atlet-atlet muda kita, buat atlet-atlet pelajar kita untuk ke depannya lebih baik lagi. Yang pasti harus bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah yang lebih tinggi lagi,” sebut CdM Andri.
“Saya berharap semuanya ini menjadi satu batu loncatan untuk ke depan, apalagi usia-usia pelajar adalah usia yang berkembang dan harus berkelanjutan dalam membina prestasi olahraga,” imbuhnya.
Tak luput Andri menyampaikan terima kasih atas dukungan Menpora Dito Ariotedjo serta Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI. Pihaknya bakal segera melakukan evaluasi bersama dengan seluruh cabor yang berkesempatan hadir di ASG kali ini.
Upacara penutupan pesta olahraga para pelajar se-Asia Tenggara ini digelar di Tien Son Sport Complex, Da Nang. Sebagaimana upacara pembukaannya, penutupan ini dimulai penampilan seni tarian dan musik kontemporer Asia Tenggara. Di antaranya menyajikan lagu-lagu khas sepuluh negara yang menjadi peserta ASG 2024, seperti lagu “Madu dan Racun” dari Indonesia dan “Se Tinh” dari Tuan Rumah Vietnam yang sempat viral.
ASG edisi ke-14 tahun 2025 akan digelar di Brunei Darussalam ditandai dengan penerimaan bandera ASG oleh Sekretaris Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam, Haji Azman Bin Ahmad. DI ASG nanti, cabor yang dipertandingan antara lain netball, atletik, renang, bola basket, pencak silat, bulu tangkis, sepak takraw, dan wushu.