Riyadh – Kontingen Indonesia menuntaskan kiprah di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) Riyadh 2025 dengan koleksi 25 medali—terdiri dari 4 emas, 12 perak, dan 9 perunggu. Hasil itu membuat kontingen Merah Putih berada peringkat ke-13 klasemen akhir multievent yang diikuti 57 negara peserta.
Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia, Endri Erawan, memberikan apresiasi tinggi kepada para atlet yang bertanding dengan skuad yang relatif kecil namun tampil dengan determinasi. “Saya sangat senang dan bangga dengan hasil yang diraih atlet-atlet Indonesia. Meskipun jumlah kontingen minimalis, mereka menunjukkan kemampuan maksimal dan berjuang dengan sepenuh hati,” ujarnya seperti keterangan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di Jakarta, 22/11.
Cabang angkat besi kembali menjadi penyumbang utama medali setelah Muhammad Husni sukses menyabet hattrick emas di beberapa nomor, sementara kejutan datang dari perenang muda yang berhasil menembus podium dan membawa pulang emas pertama bagi tim renang Indonesia yang ditorehkan oleh Adellia Chantika Aulia.
Membandingkan dengan edisi sebelumnya, yaitu Islamic Solidarity Games Konya 2022 yang berlangsung pada 9-18 Agustus 2022 di Turki, Indonesia pernah meraih pencapaian lebih tinggi—menempati posisi ke-7 dengan total 56 medali (13 emas, 14 perak, 29 perunggu). Kala itu, kontingen yang lebih besar—sekitar 87 atlet—bertanding di 13 cabang olahraga menjadikan peluang meraih medali lebih terbuka. Perbedaan skala inilah yang kemudian menjadi titik refleksi bagi para pemangku kepentingan olahraga nasional bahwa jumlah kontingen dan cabang yang dipertandingkan tak kalah pentingnya dengan kualitas atlet dan persiapan.
Hasil perolehan medali di Riyadh terjadi penurunan dalam peringkat dan jumlah emas dibanding Konya. Federasi olahraga bersama pemerintah kini dihadapkan pada tantangan strategis apakah akan memperluas jumlah cabang dan atlet—memainkan kuantitas—atau memperkuat fokus pada cabang unggulan yang telah terbukti lebih banyak menyumbang medali.
Hasil klasemen ISG Riyadh 2025:
