Jakarta – Industri olahraga Minisoccer dinilai memiliki potensi industri yang besar untuk dikembangkan. Pasalnya, olahraga sepakbola mini ini sudah memiliki ekosistem olahraga yang sudah terbentuk dan memiliki kompetisinya yang bernama Minicoocer Super League (MSL). Tinggal dicarikan formula yang tepat untuk mengembangkan dan membesarkan ekosistemnya, termasuk mengoptimalkan potensi industri olahraganya.
Direktur LPDUK Kemenpora | Inaspro, Ferry Kono optimis bahwa mini soccer dapat menjadi olahraga yang populer karena datang dari komunitas yang kuat. Pemerintah lewat Inaspro juga berkomitmen untuk memberikan dukungan.
“Kita ingin mendorong karena basisnya adalah komunitas. Dan saya merasa bahwa ini akan sangat bisa berkembang, karena sangat mudah untuk dimainkan di semua daerah dan juga karena lapangannya tidak harus sebesar lapangan sepakbola tinggal bagaimana ekosistem ini dijaga sedemikian rupa,” ujar Ferry Kono saat memberikan sambutan pada acara pelepasan Tim Nasional Minisoccer Indonesia Garuda MSL ke ajang Asia Fournation 2025, di Hotel Little Amaroosa pada Rabu (20/8).
Dari segi industri, Ferry melihat bahwa adanya MSL ini dapat memberikan dampak industri, baik kepada pelaku utama dalam hal ini adalah pemain, mapun industri terkait lainnya. “Yang membuat menarik, dari adanya sistem Liga di Minisoccer ini nanti ada bursa pemain, sehingga nanti teman teman yang tadinya dari hobi kemudian akhirnya bisa menjadi mata pencaharian baru karena sudah menjadi industri,” jelas Ferry.
Pada kesempatan ini, Ferry Kono juga menjelaskan mengenai awal mula terbentuknya Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kemenpora yang bertugas mencari, menghimpun dan mengelola dana serta mengembangkan usaha di sektor keolahragaan, dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan di luar APBN.
Singkatnya, LPDUK yang kini bertransformasi dengan brand Indosesia Sport Promotion (Inaspro), memiliki sisi komersial, mencari keuntungan dan hasil dari keuntungan suatu event akan dikelola supaya dana keuntungannya bisa digunakan untuk event event selanjutnya. Pada acara pelepasan Tim bertajuk Dinner for Winner ini, Manajer Tim sekaligus Pencetus MSL, Lutpi Ginanjar menyampaikan rasa terima kasihnya kepada LPDUK | Inaspro yang memberikan dukungan kepada MSL. ”LPDUK itu adalah salah satu Lembaga yang selalu support kita di MSL.
Jadi dari awal disupport oleh LPDUK, supportnya banyak hal, jadi saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Ferry dan tim,” ujar Lutpi.
Lutpi menceritakan bahwa pembentukan MSL ini merupakan perjalanan yang panjang. Dimulai dengan riset bagaimana mini soccer di Indonesia dari grassroot hingga ke tingkat Internasional pada tahun 2024. “Akhirnya di tahun 2025 awal saya masuk jadi EXCO di The International Minisoccer Indonesia. Kita melihat berbagai turnamen turnamen di sana dan bertemu dengan federasi-federasi internasional untuk belajar. Dan akhirnya kita dapat bahwa wadahnya itu adalah Liga,” jelasnya.
Lutfi menegaskan bahwa banyaknya lapangan Mini Soccer tapi jika tidak ada Liga-nya adalah percuma. Tapi Liga pun harus punya dikelola dengan baik dan memiliki roadmap. Seperti ada tier liganya yang lahir dari komunitas, dan dapat membentuk timnas Minisoccer yang proper sebagai outputnya.
Lutfi juga menyampaikan ingin membentuk ekosistem liga yang sehat, dalam arti ingin menyeleksi pemain yang benar benar lahir dari kompetisi yang dilihat dari performa permainanannya berdasarkan statistik.