Janice Tjen Bangkitkan Pamor Tenis Indonesia

New York – Janice Tjen mendadak jadi sorotan dunia tenis setelah penampilan gemilangnya di Grand Slam Amerika Serikat (US Open) 2025. Petenis asal Jakarta berusia 23 tahun itu sukses mencatatkan sejarah dengan mengalahkan unggulan ke-24 asal Rusia, Veronika Kudermetova, di babak pertama. Kemenangan di Billie Jean King National Tennis Center, New York, menjadi momen penting karena untuk pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, Indonesia kembali merasakan kemenangan di babak utama Grand Slam. Terakhir kali hal itu terjadi adalah ketika Angelique Widjaja menorehkannya pada awal 2000-an.

Janice lahir di Jakarta pada 6 Mei 2002. Perkenalannya dengan tenis berawal secara tidak sengaja ketika dia mengikuti ajakan temannya, Priska Nugroho, salah satu bintang tenis junior Indonesia. Dari situlah kecintaannya pada olahraga raket ini tumbuh dan mendapat dukungan penuh dari orang tua. Sembari meniti karier, Janice juga menempuh pendidikan tinggi. Ia sempat membela University of Oregon sebelum pindah ke Pepperdine University yang dikenal melahirkan petenis tangguh di NCAA. Bersama tim kampusnya, ia pernah membawa Pepperdine Waves ke final NCAA Women’s Tennis Championship, sebuah pengalaman yang kemudian menguatkan langkahnya di level profesional.

Karier internasionalnya semakin menanjak dalam dua tahun terakhir. Janice meraih 13 gelar tunggal ITF dan mencatat rekor impresif dengan memenangi 100 dari 113 pertandingan dalam 16 bulan. Pada 2024, ia masih berada di peringkat 578 dunia, namun kini berhasil menembus peringkat 149 WTA, yang sekaligus menjadi pencapaian tertingginya sejauh ini.

Laga melawan Kudermetova di US Open menjadi debut Janice di ajang Grand Slam. Meski sempat kehilangan momentum di set kedua, ia tampil percaya diri dan menutup pertandingan dengan skor 6-4, 4-6, 6-4.

Dengan kemenangan itu, ia menorehkan catatan bersejarah! menjadi petenis putri Indonesia pertama yang menang di turnamen besar sejak Angelique Widjaja di Roland Garros 2003, pemain pertama yang mengalahkan petenis 30 besar sejak Widjaja mengalahkan Patty Schnyder di Indian Wells 2003, serta petenis putri Indonesia pertama yang meraih kemenangan di babak utama US Open sejak Widjaja menyingkirkan Anna Kournikova pada 2002. Jika berhasil melewati pertandingan berikutnya melawan juara US Open 2021 asal Inggris, Emma Raducanu, Janice berpeluang menjadi petenis putri Indonesia pertama yang melangkah ke putaran ketiga turnamen besar sejak Yayuk Basuki di Wimbledon 2000.

Gaya bermain Janice juga menarik perhatian. Ia kerap mengandalkan pukulan backhand slice, forehand agresif, serta keberanian maju ke net, strategi yang mengingatkan banyak orang pada mantan petenis nomor satu dunia Ashleigh Barty. Saat melawan Kudermetova, ia berhasil merebut 20 dari 30 poin ketika maju ke depan, hasil dari latihan yang ia dan timnya terapkan secara konsisten. Janice tak menampik bahwa Barty adalah salah satu inspirasinya, dan ia mencoba menyesuaikan gaya juara tiga Grand Slam itu dengan permainannya sendiri.

Di luar catatan prestasi, Janice membawa harapan baru bagi tenis Indonesia. Ia berharap keberhasilannya di US Open dapat memotivasi anak-anak muda untuk berani bermimpi dan percaya diri menekuni tenis. “Saya bangga bisa membawa nama Indonesia di sini. Semoga penampilan saya bisa menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk percaya bahwa mereka juga bisa berada di panggung sebesar ini,” ujarnya setelah kemenangan bersejarah tersebut.