Jerman Kawinkan Gelar U-17, Piala Dunia dan Piala Eropa

Foto by Bola.net

Solo – Tim nasional sepakbola Jerman U-17 akhirnya sukses mengawinkan gelar juara Piala Eropa U-17 dengan Piala Dunia U-17 2023. Mereka keluar sebagai juara baru setelah menang adu penalti 4-3 usai pertandingan berakhir dengan skor imbang 2-2 di waktu normal.

Ini menjadi gelar Piala Dunia U-17 perdana bagi Die Mannschaft. Sebelumnya pencapaian terbaik mereka adalah runner-up, itu pun diperoleh cukup lama, pada Piala Dunia U-17 pertama di 1985 di Beijing. Ketika itu Jerman yang masih menggunakan nama Jerman Barat kalah atas Nigeria 2-0.

Pertandingan dalam waktu normal berakhir dengan skor imbang, hingga memaksakan laga berlanjut dengan babak adu penalti. Jerman unggul lebih dahulu setelah melesakkan dua gol. Gol pertama mereka dicetak Paris Brunner hasil hadiah penalti di menit ke-29. Berawal dari pelanggaran yang terjadi di dalam kotak penalti Prancis. Tendangan Noah Darvich diblok Kiper Prancis Paul Argney, bola rebound itu kemudian bergulir liar dan berusaha diambil oleh Bilal Yalcinkaya.

Saat posisi berebut itulah, sempat terjadi kontak antara Sadi Aymen dan Bilal Yalcinkaya. Sadi yang berusaha menyapu bola sempat mengenai kaki Yalcinkaya dan terjatuh. Pemeriksaan VAR pun dilakukan. VAR akhirnya memutuskan Aymen melakukan pelanggaran hingga Jerman mendapatkan hadiah penalti menit 27. Brunner mengeksekusi penalti dengan baik di menit ke-29.

Gol kedua Jerman berlanjut di babak kedua. Tepatnya pada menit ke-51 dari sang kapten Noah Darvich. Sontekannya sempat diblok kaki kanan Argney, tetapi bola tetap mengarah ke sisi dalam gawang Prancis.

Dua menit berselang, Prancis memperkecil kedudukan Saimon Bouabre. Sontekannya tak bisa diantisipasi dengan baik oleh kiper Jerman sehingga skor berubah menjadi 2-1. Gol Bouabre ini sempat di cek dengan VAR, dan Bouabre pun dinyatakan dalam posisi tidak offside. Golnya pun sah. Prancis mengejar. Menit ke-85, Mathis Amougou membuat seisi Stadion Manahan bergemuruh. Sontekannya ke gawang setelah menerima umpan dari Tidiam Gomis dari sisi kanan membuat kedudukan imbang 2-2.

Wasit sempat memberikan perpanjangan waktu sepuluh menit. Namun, tak ada gol yang tercipta dan laga langsung dilanjutkan ke babak adu penalti. Pada adu penalti, Argney hanya mampu menahan dua tendangan dari Erick Moreira De Silva dan Paris Brunner. Dari enam penendang, dan pemain cadangan Kabar Almugera lah yang menjadi penentu kemenangan Jerman.

Sebaliknya, Heide yang mampu menahan tendangan penandang kelima Prancis, Tidiam Gomis pun membuat mereka tidak bisa menambah skor pinalti lagi. Jerman pun menang 6-5 (4-3). Pelatih Jerman, Christian Wueck pun mengatakan terima kasihnya untuk Indonesia. Dia bahagia setiap mereka bertanding di Jakarta, Bandung, Solo, dll. selalu bertemu dengan wajah-wajah yang ramah.

“Untuk pertandingan kami berada di pihak yang ada di atas angin dan jelas mendominasi pertandingan. Tapi, kehilangan kesempatan menjadi 2-0 di babak kedua. Meskipun begitu kami puas dengan penampilan di babak pertama,” kata Wueck.

Selain menobatkan Jerman sebagai pemenang, beberapa pemain pun diberikan penghargaan. Untuk top skor diberikan kepada striker Argentina, Agustuin Ruberto yang telah mencetak 8 gol. Dia mendapatkan sepatu emas. Ibrahim Diarra pun diberikan sepatu perak, setelah mencatatkan sebagai top skor terbanyak kedua dengan 7 gol.

Kiper terbaik diberikan kepada Paul Argney. Dia mampu menjaga gawangnya clean sheet hingga 7 pertandingan di waktu normal dan baru di laga final ini gawangnya kebobolan. Untuk pemain terbaik, kapten tim Jerman Paris Brunner mendapatkan golden ball award, disusul oleh Hamidau Mahalou yang menerima silver ball award, dan Amougou dari Prancis menerima bronze ball award.