
Jakarta – Kontribusi industri olahraga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih terbilang kecil dan diharapkan bisa meningkat. Karena itu, selauruh pemangku kepentingan dapat membangun dan memperkuat ekosistem industri olahraga sehingga potensi ekonominya dapat dioptimalkan.
Estimasi uang yang beredar dalam ekonomi olahraga berada di kisaran Rp37,3 triliun atau hanya sekitar 0,19 persen dari total PDB nasional, menurut data BPS tahun 2022. Dengan peningkatan skill, sinergi para pelaku industri olahraga nasional dan dukungan kebijakan dari pemerintah, diharapkan berharap kontribusi industri olahraga terhadap PDB nasional meningkat setidaknya ke level di atas 0,2 persen.
“Industri olahraga nasional memiliki potensi besar, namun masih terkendala keterbatasan kapasitas manajerial, kewirausahaan, dan akses pasar. Untuk menjawab tantangan ini, Kemenpora melalui Asisten Deputi Pengelolaan Jasa, sarana dan Prasarana Olahraga menyelenggarakan pelatihan ini,” ujar Deputi Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta saat menjadi keynote speaker Pelatihan Sportpreneur Bagi Pelaku Olahraga Nasional bertajuk Level Up : Sport Industry Skills for Economic Growth di Hotel Balleza Permata Hijau, Jakarta Selatan, Selasa (6/8).
Pelatihan ini digelar dua hari (6 dan 7 Agustus 2025). Diikuti ratusan perwakilan pemangku kebijakan, asosiasi dan pelaku industri olahraga, baik online maupun on site. Para narasumber ahli di bidang sport industry mengisi pelatihan tersebut.
Isnanta menyampaikan, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi manajerial kewirausahaan pelaku industri olahraga, memberikan pemahaman tentang inovasi produk, pemasaran digital, dan pengelolaan keuangan usaha, serta membangun jejaring antar pelaku usaha dan membuka akses pasar serta pendanaan.
Direktur LPDUK Kemenpora | Inaspro (Indonesia Sport Promotion), Ferry Kono turut menjadi narasumber pada sesi pertama Pelatihan ini bersama Ketua Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) Jansen Ongko, dengan tema Bisnis Olahraga Bidang Jasa.
Senda dengan Deputi, Ferry Kono dan Jansen Ongko sama-sama optimis kontribusi industri olahraga terhadap PDB nasional dapat segera meningkat. Sebab, potensi industri olahraga nasional cukup besar untuk dikembangkan. Salah satu syaratnya adalah dengan memperkuat ekosistem industri olahraga pada masing-masing sektor dan cabang olahraga, termasuk melakukan standarisasi kepada Sport Event Organizer (EO) sehingga dapat menghadirkan dan mengemas event olahraga secara berkualitas.
Ferry Kono menjelaskan, sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kemenpora, LPDUK yang bertransformasi menjadi Indonesia Sport Promotion (Inaspro), berusaha mewujudkan visi Menpora Dito Ariotedjo yang ingin menjadikan BLU ini sebagai agregator dan katalisator untuk mendorong industri olahraga yang sedang berkembang sehingga ekosistemnya bisa terbentuk dan memberikan dampak ekonomi.
“Mas Menteri menugaskan kami agar LPDUK menjadi salah satu agregator atau katalisator untuk mendorong industri di tengah olahraga yang sedang berkembang, sehingga ekosistemnya bisa terbentuk, pengusaha-pengusahanya juga bisa merasakan pendapatan sektor olahraga,” jelasnya.
Ferry juga menegaskan bahwa Inaspro hadir tidak untuk menjadi kompetitior event organizer yang sudah berkembang di masyarakat, tetapi ingin menjadi motor penggerak untuk para pelaku usaha serta penyelenggara untuk dapat membuat hal yang serupa dengan membawa prototipe yang sudah Inaspro lakukan sebelumnya. Seperti pada pelaksanaan event Inaspro FIBA 3×3 yang sudah terselenggara di Jakarta. Acara tersebut dapat memadukan sport, sportainment, sport tourism dan sport industri pada tempat dan waktu yang sama.