Panahan Berkuda: Bangkitnya Olahraga Kesatria di Indonesia

Denpasar – Di tengah gemuruh olahraga modern yang semakin beragam, panahan berkuda atau horseback archery perlahan tapi pasti kembali mencuri perhatian di Indonesia. Olahraga yang memadukan ketangkasan berkuda dan keahlian memanah ini tak hanya menawarkan tantangan fisik, tetapi juga mengandung nilai budaya dan spiritual yang mendalam. Bukan sekadar ajang kompetisi, panahan berkuda kini juga menjadi simbol perayaan tradisi dan pariwisata Indonesia.

Kejuaraan Horseback Archery, Bali – 2025: Ajang Unjuk Kebolehan
Sebanyak empat negara turut berpartisipasi dalam Kejuaraan Horseback Archery 2025 yang digelar di Pantai Muntig Siokan, Sanur, Bali, pada 11-12 Mei. Negara-negara peserta adalah Indonesia sebagai tuan rumah, Thailand, Malaysia, dan Mongolia. Ajang ini mempertandingkan dua kategori utama, yaitu Indonesian Track dan Raid 235, yang masing-masing menguji kemampuan akurasi dan ketangkasan para pemanah berkuda.
Pada kategori Indonesian Track, peserta harus melintasi lintasan lurus sepanjang 150 meter sambil membidik lima target yang telah ditentukan. Sementara itu, kategori Raid 235 menantang para atlet dengan teknik yang lebih kompleks seperti double shot, angle triple shot, dan serial shot.

Komitmen Menuju Kejuaraan Dunia
Ajang ini tidak hanya menjadi sekadar kompetisi lokal, namun juga persiapan menuju kejuaraan dunia di Amerika Serikat pada September mendatang. Direktur LPDUK Kemenpora | Inaspro, Ferry Kono, yang turut hadir dan memberikan medali kepada para pemenang, mengungkapkan optimisme-nya terhadap perkembangan olahraga ini.
“Kami hadir dan ingin memastikan bahwa panahan berkuda di Indonesia tidak hanya menjadi ajang kompetisi lokal, tetapi bisa menjadi wadah pembinaan menuju level dunia. Kejuaraan ini hendaknya bisa dilihat bukan hanya sekadar perlombaan, melainkan juga investasi masa depan olahraga berkuda memanah dan bisa melibatkan lebih banyak pihak,” ujar Ferry Kono.

Pengalaman berharga
Riders asal Malaysia dan Thailand mengaku terkesima dengan pemandangan di Pantai Mentig Siokan yang menjadi latar belakang dari ajang pertandingan ini. Selain pemandangan, tantangan menaklukkan lintasan berpasir di pinggir laut seperti di Bali menjadi keunikan tersendiri dari penyelenggaran kejuaraan ini. “Meski hanya seminggu, saya mempersiapkan diri dengan maksimal, karena tantangan lintasan berpasir yang berbeda dengan yang biasa saya ikuti yaitu tanah keras,” ujar Abdullah Oemar Saidin, riders asal Malaysia. Hal senada juga disampaikan Kamarudin riders asal Thailand. “Ini pengalaman saya datang pertama ke Bali, dan menjadi tak terlupakan karena pemandangannya yang indah,” kata Kamarudin.

Para Juara Kejuaraan Horseback Archery 2025
Pada kejuaraan yang berlangsung di Pantai Muntig Siokan, Bali, berikut adalah para pemenang dari berbagai kategori:
Horseback Archery
• RAID 2-3-4
o I. Omar El Farouq
o II. M. Abdul Salim
o III. Kaisar Akhtar
• Indonesian Track
o I. Husein Fadhli
o II. Mohammad Nisvi
o III. Muhammad Sulton Ajali
• Juara Umum
o I. Azral Mardin
o II. Husein Fadhli
o III. Abdullah Umar
Exhibition Ground
• Male Ground Exhibition
o I. Ilyas Nasa
o II. Muhammad Fatah
o III. M. Irwan Kelana
• Female Ground Exhibition
o I. Sri Aji Condro Dewi
o II. Riyanti
o III. Afrila F


Komitmen Menuju Kejuaraan Dunia
Ajang ini tidak hanya menjadi sekadar kompetisi lokal, namun juga persiapan menuju kejuaraan dunia di Amerika Serikat pada September mendatang. Direktur LPDUK Kemenpora | Inaspro, Ferry Kono, yang turut hadir dan memberikan medali kepada para pemenang, mengungkapkan optimisme terhadap perkembangan olahraga ini.
“Kami hadir dan ingin memastikan bahwa panahan berkuda di Indonesia tidak hanya menjadi ajang kompetisi lokal, tetapi bisa menjadi wadah pembinaan menuju level dunia. Kejuaraan ini hendaknya bisa dilihat bukan hanya sekadar perlombaan, melainkan juga investasi masa depan olahraga berkuda memanah dan bisa melibatkan lebih banyak pihak,” ujar Ferry Kono.

Ekosistem Panahan Berkuda yang Semakin Kuat
Panahan berkuda terus mendapatkan dukungan dari berbagai organisasi seperti Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI), Perkumpulan Panahan Berkuda (Perdana), dan Federasi Seni Panahan Tradisional Indonesia (Fespati). Dukungan dari komunitas ini memperkuat ekosistem olahraga berkuda memanah di Indonesia, sekaligus membuka peluang lebih besar bagi atlet muda untuk terus berkembang.
Masa Depan Panahan Berkuda di Indonesia
Seiring meningkatnya minat dan dukungan, panahan berkuda memiliki potensi besar untuk menjadi olahraga unggulan Indonesia di masa depan. Olahraga ini tidak hanya memadukan kekuatan fisik dan keterampilan teknis, tetapi juga menjunjung nilai-nilai budaya yang berakar dalam sejarah bangsa.
Dengan hadirnya kompetisi berskala nasional dan internasional, panahan berkuda kini bukan sekadar olahraga, tetapi juga cerminan kebangkitan tradisi kesatria di tengah dinamika zaman.