Pencak Silat Wajah Diplomasi Olahraga Indonesia di ISG Riyadh 2025

Kontingen Indonesia menurunkan 39 atlet dari tujuh cabang olahraga renang, angkat besi, anggar, gulat, muay thai, pencak silat (ekshibisi), dan balap unta. FOTO: X/25ISG

Riyadh, Arab Saudi — Kontingen Indonesia siap berlaga di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2025 yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, mulai 7 hingga 21 November 2025. Meskipun hanya menurunkan 39 atlet dari tujuh cabang olahraga, semangat Merah Putih tetap berkobar membawa misi prestasi sekaligus diplomasi olahraga dunia Islam.

Para atlet Indonesia akan tampil di cabang renang, angkat besi, anggar, gulat, muay thai, pencak silat (ekshibisi), dan balap unta. Mereka telah menjalani persiapan matang di berbagai pemusatan latihan nasional yang difasilitasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Keikutsertaan Indonesia dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) Riyadh 2025 tidak hanya bertujuan mengejar prestasi, tetapi juga mengedepankan diplomasi olahraga (sport diplomacy) melalui pencak silat — seni bela diri warisan budaya bangsa yang sarat nilai persaudaraan dan kehormatan.

Meski hadir sebagai cabang ekshibisi, pencak silat menjadi daya tarik tersendiri di tengah 23 cabang olahraga yang dipertandingkan. Para pesilat Indonesia yang akan berlaga bukan hanya untuk unjuk kemampuan, tetapi juga membawa pesan damai, persatuan, dan budaya luhur bangsa kepada dunia Islam.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari menegaskan bahwa pencak silat adalah simbol identitas Indonesia yang kini diakui dunia. “Ini bagian dari diplomasi, mudah-mudahan melalui AYG dan ISG, bisa membuat pencak silat semakin mendunia,” ujarnya.

Partisipasi silat di ISG juga menjadi momentum memperluas jejaring kerja sama antarnegara Muslim di bidang olahraga dan kebudayaan. Delegasi Indonesia memanfaatkan ajang ini untuk memperkenalkan filosofi silat — yakni keseimbangan antara kekuatan fisik dan moral — yang selaras dengan semangat solidaritas Islam.

Dengan tampil elegan dan penuh semangat, para pesilat Indonesia di Riyadh bukan sekadar duta olahraga, tetapi juga duta budaya dan perdamaian. Di tengah persaingan global, pencak silat kembali menegaskan perannya sebagai alat pemersatu dan jembatan diplomasi Indonesia di panggung dunia.