Solo – Penyelenggaraan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 diharapkan bisa menghasilkan bibit-bibit atlet disabilitas yang bisa diproyeksikan menjadi atlet elite andalan Indonesia. Khususnya untuk menyongsong Paralimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat.
“Kita berharap bahwa hasil Peparnas ini tujuannya adalah terlihatnya bibit-bibit baru untuk pelapis atlet-atlet yang memang sudah ada di tingkatan elite,” kata Asisten Deputi (Asdep) Olahraga Andalan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI Budi Ariyanto Muslim pada konferensi pers di Media Center Peparnas XVII Solo 2024 di Hotel The Royal Surakarta Heritage, Kamis (10/10).
Budi mengatakan, event seperti Peparnas ini termasuk tolok ukur untuk melihat berhasil atau tidaknya pembinaan atlet disabilitas di tingkat daerah atau provinsi. Hal ini mengingat belum semua provinsi melakukan pembinaan atlet disabilitas secara merata.
“Tetapi ke depannya, hasil Peparnas ini kita harapkan bukan sekadar event rutin setelah PON. Tetapi memang betul-betul hasil dari Peparnas ini bisa mendapatkan atlet yang kita persiapkan menjadi atlet elite,” jelas Budi.
Selain itu, Peparnas yang berlangsung 6 sampai 13 Oktober 2024 ini juga diharapkan berlangsung sukses sesuai empat kriteria. Meliputi sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses administrasi dan sukses untuk ekonomi kerakyatan.
Hingga penyelenggaraan hari kelima, Asdep Budi menilai Peparnas kali ini telah berlangsung baik. Sekalipun penyelenggaraannya terbilang mendadak dengan persiapan yang pendek, karena adanya perpindahan tuan rumah dari Sumatera Utara (Sumut) ke Jawa Tengah (Jateng).
Dalam hal ini Asdep memberikan apresiasi kepada National Paralympic Committee (NPC) Indonesia beserta pihak-pihak terkait yang terlibat dalam penyelenggaraannya sehingga Peparnas sejauh ini berjalan dengan baik. Hal ini salah satunya terlihat dari tidak adanya berita-berita negatif selama penyelenggaraan Peparnas.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi NPC Indonesia, Sapta Kunta Purnama mengatakan, pihaknya telah membuat semacam roadmap pencapaian dalam Peparnas ini. Dalam kaitan bagaimana nantinya bibit-bibit atlet yang lahir dalam event ini bisa ikut bertanding di Paralimpiade.
“Sebetulnya Peparnas ini adalah menjadi ajang bagi kami untuk mencari bibit-bibit tersebut. Karena memang pada saat ini belum banyak kompetisi yang bisa kami pakai sebagai nanti barometer untuk bisa kami seleksi,” terang Kunta.
Dekan Fakultas Keolahragaan UNS ini mengakui bila keikutsertaan dari beberapa provinsi dalam Peparnas ini ada yang bersifat mendadak. Sehingga keterlibatan beberapa provinsi dari total 35 di Indonesia dalam ajang ini sejatinya belum maksimal.
Pun begitu, Peparnas ini juga dijadikan ajang persiapan jangka pendek dalam menghadapi ASEAN Para Games di Thailand yang akan datang. Dalam Peparnas ini misalnya, dipersiapkan 20 cabor yang nantinya juga dipertandingkan di Thailand.
“Jadi Peparnas ini nanti kami persiapkan untuk cabor-cabor baru yang ada di Thailand besok. Selain itu sudah ada beberapa catatan misalnya dari Paralimpiade Paris kemarin untuk melakukan peningkatan kualitas atlet,” urai Kunta. “Sehingga untuk atlet-atletnya nanti bisa bersaing di Thailand. Tetapi nanti tujuannya juga menyongsong Paralimpiade Los angeles 2028,” imbuhnya.
Dalam pencarian bibit-bibit ini, Kunta menyatakan tim dari NPC Indonesia selalu memantau setiap venue itu. Salah satu hasilnya yaitu telah ada 16 atlet di cabor para-atletik yang sudah terpantau, menjadi potensi baru yang nanti akan dikembangkan. “Ada beberapa kejutan yang kami temukan, misalnya ada beberapa atlet daerah yang bisa mengalahkan atlet-atlet elite. Kemudian di renang juga ada pecah empat rekor nasional,” tandas Kunta.