Jakarta – Turnamen Pramusim kompetisi sepakbola Indonesia yang biasa dikenal sebagai Piala Presiden, tahun ini menarik perhatian. Bukan hanya format dan tim yang lebih berbeda dari edisi sebelumnya, pada edisi tahun ini terjadi pencapaian luar biasa yang dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah, dana sponsor yang berhasil dihimpun mencapai angka fantastis yakni mencapai Rp65 miliar.
Menariknya lagi, dana yang berhasil dihimpun diraih tanpa mengandalkan satu rupiah pun dari APBN atau APBD. Hal ini menjadi era baru dalam pengelolaan industri olahraga nasional. Terobosan baru dari panitia yang mempercayakan pada sektor swasta menuai pujian dari publik sepakbola di Indonesia.
Transparansi dan profesionalisme pihak penyelenggara menjadi kunci utama dalam menarik minat sponsor besar. Model pembiayaan ini dianggap sebagai terobosan penting yang menunjukkan tingginya kepercayaan dunia usaha terhadap potensi sepak bola Indonesia.
Piala Presiden 2025 sendiri berhasil mencatatkan sejarah baru yang cukup membanggakan dengan berhasil menghimpun total dukungan sponsor yang mencapai Rp65 miliar. Peningkatan nilai sponsor ini diumumkan langsung oleh Ketua Steering Committee, Maruarar Sirait, setelah Indofood resmi menambah kontribusi sebesar Rp10 miliar pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Meningkatnya dana sponsor yang masuk membuktikan tingginya kepercayaan sektor swasta terhadap industri sepakbola Indonesia terutama pada penyelenggara turnamen. Sponsor yang mendukung pun datang dari perusahaan perusahaan besar ternama seperti Indofood, Astra, Sinarmas, Adaro, Agung Sedayu, dan Gojek turut berperan sebagai sponsor utama.
Kehadiran berbagai sponsor besar tersebut semakin memperkuat posisi Piala Presiden sebagai salah satu ajang olahraga paling prestisius di Indonesia. Dengan dana sponsor yang terus mengalir, hadiah untuk para pemenang pun meningkat signifikan, di mana juara utama akan membawa pulang Rp5,5 miliar.
Kepercayaan sponsor juga datang dari keberhasilan upaya panitia dalam menjaga transparansi dan profesionalisme pengelolaan keuangan. Dana yang sudah terkumpul pun akan diaudit secara independen, sehingga seluruh proses berjalan akuntabel,transparan serta dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Seperti yang diketahui, Piala Presiden sejak edisi perdana memang konsisten tidak menggunakan dana dari APBN maupun APBD. Maruarar Sirait menegaskan, bahwa seluruh biaya operasional dan hadiah turnamen berasal dari sponsor swasta, tanpa campur tangan dana pemerintah, BUMN, maupun BUMD. Melalui metode ini, maka nantinya diharapkan dapat mendorong kemandirian olahraga nasional Langkah ini mendapat apresiasi luas, karena dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekosistem sepak bola yang sehat dan profesional.